cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
dekon@gunadarma.ac.id
Editorial Address
Jalan Margonda Raya 100, Depok, Jawa Barat
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi
Published by Universitas Gunadarma
ISSN : 02164086     EISSN : 2089807X     DOI : http://dx.doi.org/10.35760/dk.
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal ini diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun, Juni dan Desember. Jurnal memuat artikel ilmiah hasil penelitian tentang sipil, konstruksi, dan arsitektur, yang ditulis dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Jurnal ini diterbitkan oleh Bagian Publikasi Universitas Gunadarma.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2008)" : 11 Documents clear
PELAKSANAAN MANAJEMEN LIMBAH KONSTRUKSI PADA PROYEK SKALA KECIL Suprapto, Heri
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pembangunan dalam industri konstruksi mempunyai pengaruh yang besarterhadap lingkungan terutama dalam perubahan lingkungan dan limbah yang dihasilkan.Dari penelitian yang sudah dilakukan, limbah konsruksi jumlahnya mencapai 10–20 %untuk setiap proyek, sehingga kalau bisa dilakukan manajemen limbah tersebut denganbaik bisa mendatangkan keuntungan lebih bagi kontraktor. Untuk mendapakan hasilyang lebih akurat dalam penelitian ini dilakukan melalui kuesioner dengan metodeDelphi yang dilakukan dengan dua kali pengulangan. Dari penelitian yang dilakukanterhadap 70 kontraktor proyek skala kecil, ternyata jenis limbah yang paling besaradalah dihasilkan dari jenis kayu dan puing serta peggunaan material yang habis pakaiatau penggunaan untuk keperluan sesaat. Untuk manajemen limbah yang dilakukanmasih sebatas untuk usaha pembuangan limbah dalam rangka memperlancar pekerjaansaja belum mengarah pada usaha untuk mendapatkan keuntungan lebih dari limbahtersebut.AbstractDevelopment project construction in construction industry has a big effect to change itsenvironment especially on wasting material. Research said that construction waste hasreached around 10–20 % per project, so if waste management can be done to handlethis problem, it will make some more profit to contractor. In order to get the resultaccurately, this study is done by using Delphi method where data collected throughsome questionare is done 2 (two) cycle times. This method is given to 70 contractorscompany at small scale project and this research has found that most wasting material isthe rubbish from wood, concrete, reinforcement and temporary supporting materials. Thewaste management is still on how to take the rubbish out of the project location in orderto make the project area always in clean and healthy condition but not to get more profitfrom the such wasting materials.
OVERVIEWPIPA BERTEKANAN UNTUK ELEMEN STRUKTUR Wibowo, Hardi; Yanuarti, Y. A.
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pipa CNG, pipa LNG, pipa penstock adalah beberapa contoh elemen struktur pada bidang tekniksipil yang menggunakkan teknologi pipa bertekanan tinggi. Sebenarnya, teknologi pipabertekanan tinggi mempunyai beberapa keunggulan meskipun itu diguna-kan untuk elemenstruktur utama sebuah bangunan. Terutama, teknologi pipa bertekanan tinggi dapat digunakansebagai elemen struktur terutama elemen strtuktur yang harus mengalami gaya tekan. Denganmenggunakan teknologi semacam ini, pengaruh tekuk bisa terkurangi. Tulisan ini akanmemberikan sebuah overview dan beberapa pembahas-an umum tentang kemungkinan darisebuah pipa bertekanan tinggi untuk digunakan sebagai elemen struktur utama yang harusmenanggung gaya tekan dan gaya momen.AbstractCNG pipe, LNG pipe, penstock pipe were some examples of structural element in the civilengineering that used high pressured pipe as its element. Actually, high pressures pipe technologyhas many advantages event it is used as main structure. Especially, high pressures pipetechnology can be used as a structure element that has to support compression force. By using thiskind of technology, buckling effect can be reduced. This paper will be giving an overview andmany general considerations about possibility of high pressured pipe to be used as mainstructural element that have to support compression force and moment force.
PRIORITAS PERBAIKAN JALAN UNTUK JALAN BERASPAL DILIHAT DARI ASPEK INDEKS PERMUKAAN, LHR, BCR DAN KONDISI DRAINASE STUDI KASUS : JALAN JAYAPURA – SENTANI, PROPINSI PAPUA Angreni, Ida Ayu Ari; Kusumaningrum, Jennie
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan menentukan prioritas perbaikan jalan untuk jalan beraspal,dilihat dari berbagai faktor yaitu: Indeks Permukaan (erat kaitannya dengan nilaikerusakan jalan), BCR (Benefit Cost Ratio), kondisi drainase dan LHR (Lalu LintasHarian Rata-rata). Metode yang dipergunakan dengan menganalisis masing-masingfaktor dan diberikan penilaian pembobotan berdasarkan Proses Analisa Hirarki (AHP).Produk yang diharapkan di dalam menentukan ruas jalan yang harus diperbaiki sudahmerupakan keputusan yang tepat karena melihat dari berbagai faktor dan dapatmengetahui setiap ruas jalan ada dalam posisi prioritas perbaikan yang keberapa.AbstractThis study is done to make a priority of road rehabilitation especially for asphaltic roadwith some constraint factors like : surface index (related to value of damage road),BCR (Benefit Cost Ratio), drainage condition and LHR (daily traffic average). The studyis done by analyzing these factors and giving the value of hierarchy analysis process(AHP). By this study, it will get some priority of road rehabilitation in order to take theright decision.
STUDI AWAL POLA SPASIAL PERMUKIMAN DI KOTA LAMA KUDUS STUDI KASUS : DESA DEMANGAN Anisa, Anisa
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah Kudus sebagai wujud dari arsitektur tradisional, mempunyai keunikan danspesifikasi tersendiri. Rumah Kudus memiliki taksonomi ruang dalam rumah baik yangtradisional maupun yang baru, memiliki keterkaitan dengan sejarah dan latar belakangsejarah Kudus secara keseluruhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perwujudanarsitektur rumah tinggal tersebut antara lain: faktor sosial budaya, iklim, teknologi,ekonomi, struktur sosial, pengaruh geografis, religi, sejarah dan bahan bangunan.Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial permukiman, menemukanruang-ruang yang selalu ada pada rumah serta mendapatkan gambaran tentangtaksonomi ruang pada rumah lama dan rumah baru di Kota Lama Kudus. Metode yangdipergunakan adalah paradigma naturalistik kualitatif sebagai paradigma dasar untukmelihat kawasan Kota Lama Kudus dan permukimannya. Produk yang dihasilkan dapatdiketahui pola spasial permukiman dan mendapatkan gambaran tentang taksonomiruang pada rumah lama dan rumah baru di Kota Lama Kudus.AbstractKudus house as a form of traditional architecture, unique and has its ownspecifications. Kudus house has a taxonomy of space in both houses of traditional andnew, have relevance to the history and background on the whole history of the Kudus.Factors that affect the realization of residential architecture include: socio-culturalfactors, climate, technology, economics, social structure, the influence of geographical,religious, historical and building materials. So this study aims to determine spatialpatterns of settlement, to find spaces that are always there at home and get a picture ofthe taxonomy of spaces in old houses and new homes in the Old City of the Kudus. Themethod used was a qualitative naturalistic paradigm as the basic paradigm to see theOld Town area and the settlements Kudus. The resulting product can be identifiedspatial patterns of settlement and get a picture of the taxonomy of spaces in old housesand new homes in the Old City Kudus.
DESAIN UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEDERHANA Adianto, Joko
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan rumah susun sewa sederhana di perkotaan merupakan langkah tepat untukmemenuhi kebutuhan papan masyarakat berpenghasilan rendah. Untuk metode kuantitatif, digunakanpendekatan deskriptif guna menggambarkan tingkat kerusakan dan alih guna ruangyang terjadi. Sementara metode kualitatif, digunakan pendekatan grounded-theory guna memahamipenyebab terjadinya perubahan tersebut. Dengan melakukan penelitian di 28 rumah susunsederhana sewa yang dibangun oleh Menpera, diidentifikasi bahwa desain unit rumah susun sederhanasewa mengutamakan faktor teknis pembangunan dan mengabaikan faktor non-teknisseperti kondisi sosial, ekonomi dan budaya calon penghuninya.AbstractThe development of low-cost vertical housing in urban area is the right policy to fulfill the demandof low-cost housing. I used mixed-research method to unveil the user’s physical and nonphysicalliving condition which caused spatial mismatch in low-cost vertical housing. I usedquantitative method to describe damage building damage level and the spatial mismatch.Meanwhile, I also used qualitative method to understand the factors that caused all theproblems. By observing 28 low-cost vertical housing that built by Menpera, I identified that thedesign is only prioritized technical dan budgetiing factors than user’s social-cultural andeconomic conditions which leads to the spatial mismatch.
KETANGGUHAN BAJA TAHAN KARAT AISI 321 DAN AISI 405 SEBELUM DAN SESUDAH PEMANASAN PADA SUHU 540OC UNTUK WAKTU 24 JAM Syahbuddin, Syahbuddin; Hidayat, Hidayat; Briyatmoko, Budi
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketangguhan baja tahan karat AISI 321 dan AISI 405 baik sebelum maupun sesudahdipanaskan pada suhu 540 °C untuk waktu 24 jam dipelajari dalam penelitian ini.Beberapa pengujian yang dilakukan pada kedua baja tahan karat adalah uji metalografi,uji kekerasan mikro, uji impak dan uji fraktografi. Hasil uji metalografi menunjukkanstruktur mikro baja AISI 321 disusun oleh fasa besi- (austenit), sedangkan baja AISI405 disusun oleh fasa besi- (ferit). Kekerasan rata-rata baja AISI 321 sekitar 196,9 HVdan baja AISI 405 mempunyai kekerasan rata-rata sekitar 190,3 HV. Berdasarkan hasiluji impak, baja AISI 321 cenderung lebih tangguh dibandingkan baja AISI 405 terutamapada suhu rendah. Sedangkan baja AISI 405 mempunyai ketangguhan yang lebih baikpada suhu tinggi bila dibandingkan baja AISI 321. Bentuk patahan baja AISI 321 berupashallow dimple dan bentuk patahan baja AISI 405 berupa equiaxed dimple.AbstractToughness of AISI 321 and AISI 405 stainless steels either before or after heated at 540oCfor time of 24 hours was exam ined in this study. Some testings which conducted to bothstainless steels were metallography, micro hardness test, impact test and farctography.Metallography shown that the microstructure of the AISI 321 was composed by -Fe(austenite) phase, while the AISI 405 was composed by -Fe (ferrite). Hardness avaragewas about 196,9 HV for the AISI 321 and 190,3 HV for the AISI 405. Based on the impacttest, the AISI 321 tend to be more toughness than the AISI 405 at low temperature. Whileat high temperature, the AISI 405 had better thoughness than the AISI 321. Fracture ofthe AISI 321 was found as shallow dimple and the AISI 405 had equaxed dimple in itsfacture.
PEMAKAIAN SISA PECAHAN BATU SPLIT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON Darmini, Darmini
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemakaian pasir sebagai agregat halus pada campuran beton sudah menjadi hal yangbiasa dilakukan. Karena pasir dengan mudah memenuhi persyaratan sebagai agregat halus.Batu split sebagai sisa pecahan batu di coba untuk diuji laboratorium untuk digunakansebagai agregat halus dengan ketentuan lolos saringan No. 4 (4,75 mm). Penelitiandilakukan guna mengetahui nilai workability (tingkat kemudahan pengerjaan ) dankuat tekan yang dihasilkan. Dengan metode British di dicari jumlah perbandingan komposisiantara semen, air agregat kasar dan agregat halus dengan terlebih dahulu di carinilai f.a.s, jumlah semen yang dibutuhkan, jumlah air yang dibutuhkan, perbandinganagregat halus dan agregat kasar, berat beton, berat agregat kasar dan halus. Langkahberikutnya dilakukan uji nilai slump untuk mengetahui tingkat kemudahan pengerjaan,setelah di peroleh maka dibuat sampel-sampel beton ukuran 15 x 15 x 15 cm3 danmelakukan tes kuat tekan beton. Diperoleh hasil bahwa nilai slump untuk beton denganpecahan batu split sebagai agregat halus ternyata cukup rendah 15 mm yang berartitingkat workabilitynya buruk sedang kuat tekan yang dihasilkan cukup tinggi sebesar317,65 kg/cm2AbstractThe use of sand as fine aggregate in the concrete mix has become a usual thing to do.Because the sand easily meet the requirement as fine aggregate. Stone split as the rest offraction of stone try to be tested in laboratory for being used as a fine aggregate with theprovision of No pass filter 4 (4,75 mm). This research is conducted in order to know thevalue of workability (easy of manufacture and the level of press) and generated strong.With the British method of comparison of the amount sought in the composition of cement,water, coarsa aggregate with a first look at the f.a.s value, the amount of cement needed,the amount of water needed, the difference in aggregate fine aggregate and coarse, heavyconcrete, heavy fine and coarse aggregate. The next step undertaken is doing a valueslump test to find out the level easy of operation, after they acquired in the sample-madeconcrete sample size 15 x 15 x 15 cm3 and test robust concrete press. Retrieved the resultsthat the value for the concrete with a slump stone split fraction as fine aggregate enoughlow 15 mm which means that the level workabilitynya bad press and are strong enoughthat the highof 317,65 kg/cm2.
BOND STRENGTH OF THE UNRESIN CONTINUOUS CARBON FIBER CABLES Djamaluddin, Rudy
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Unresin continuous carbon fibers, UCCF, is a new material developed as an alternativereinforcement and cable sling for civil construction. Generally, UCCF has the tensilestrength of 4800 Mpa with Modulus Elasticity of 230 Gpa. This material is also has verygood characteristic of stainless. Integrated carbon fiber will become a cable sling whichused as a reinforcement in reinforced concrete and as a tendon in prestress concrete. As areinforcement, the tensile strength in reinforced concrete would be a main parameter tobe identified in the research by doing tensile test. Research shows that the tensile strengthof this fiber is lower than reinforcing steel relatively. With this research, it shows alsothat the tensile strength is influenced by diameter of fiber.
PERSEBARAN PUSAT PEREKONOMIAN DI KOTA BOGOR Osly, Prima Jiwa; Dewi, Meydian Sartika
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan membahas persebaran pusat-pusat kegiatan ekonomi yang adadi Bogor dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Bogor sebagai daerah satelit bagiJakarta, menjadikan dirinya sebagai kawasan permukiman, baik bagi warganya maupunbagi kaum penglaju. Proses pembangunan yang diarahkan kepada permukimanmengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan pusat perekonomian. Pusat-pusatperekonomian yang dikaji meliputi pasar (pasar tradisional), supermarket, hipermarketdan mal dan plasa. Jumlah dan persebaran kegiatan ekonomi tersebut dikaitkan denganpenyebaran penduduk, penggunaan lahan dan jaringan jalan. Proses analisismenggunakan teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis), software ArcView versi 3.3dan metode tumpang tindih langsung (overlay intersept) terhadap peta-peta tematik yangdibuat. Peta tematik yang telah di overlay kemudian akan dideskripsikan untuk melihatinteraksi spasialnya. Hasil analisa menunjukkan bahwa Kota Bogor memilikikarakteristik perkotaan yang cukup unik karena Bogor memiliki seluruh fungsi ruangyang ada mulai dari fungsi permukiman, perdagangan hingga fungsi pertanian dankonservasi. Hasil deskripsi terhadap peta tematik menunjukkan bahwa masing-masingpusat perekonomian memiliki interaksi spasial yang berbeda-beda dengan petatematiknya.AbstractBogor as a satellite town of Jakarta (the State Capitol) has distinguished it self ascommunity area for its citizen as well as commuters. The Development process directedfor inhabitant interest has brought about a dramatic increase in demand for economiccenters. Relevant with such, assessment were conducted on the economic centers inBogor that covered traditional markets, supermarkets, hypermarkets, and mall as well asplaza. The number and distribution of those economic activities were linked to theinhabitant distribution, land uses, and road-artery patterns. That data/information asobtained were analyzed using what is so-called GIS (geographical information system)technology assisted by ArcView software of version 3.3, and implementing overlayintercepton thematic maps as neatly formed. Further, those thematic maps after beingoverlaid were descriptively scrutinized for possible spatial-interaction occurrences. Theanalysis result reveal that Bogor has a remarkably unique town characteristic since ithad all the existing space utilities beginning from community/settlement function, trade,until agriculture and conservation function. The descriptive outcomes suggest that eachof the economic centers exhibited spatial interaction which significantly different fromtheir thematics maps.
PEREMAJAAN PERMUKIMAN KUMUH DI DKI JAKARTA Tohjiwa, Agus Dharma
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendapatkan rumusan strategi implementasi yang efektifdalam peremajaan permukiman kumuh di DKI Jakarta. Dari evaluasi kegagalan upayapemerintah dalam peremajaan permukiman kumuh di Angke, Kemayoran dan PuloGadung disusun sebuah analisa multi tujuan (multi goal analysis) dengan pendekatanmultidimensional yaitu dimensi ekonomi, sosial, budaya, teknis, dan planologis. Hasilanalisa menunjukan bahwa peremajaan lingkungan kumuh menyangkut kesiapan lingkungansosial dan kelembagaan masyarakat, pemecahan masalah lingkungan kumuhharus didasarkan atas kondisi setempat yang spesifik dan pendekatan yang bersifat partisipatifdari semua stake holder. Pola relokasi dan penataan permukiman kumuh denganmembangun rumah susun sederhana yang disewakan kepada penghuni lama lebihsesuai untuk kasus status tanah ilegal, lokasi kurang strategis, pekerjaan pendudukberpindah, dan daerah permukiman yang kecil. Pola Pembangunan rumah susun sederhanadan penghuni lama diberi ganti rugi yang cukup untuk membayar uang mukaKPR rusun tersebut lebih sesuai untuk kasus status tanah legal, lokasi kurang strategis,pekerjaan penduduk tetap, dan daerah permukiman yang besar. Pola pelibatan peranswasta untuk pembebasan tanah dan pembangunan dari permukiman kumuh menjadikawasan permukiman, pertokoan, dan perkantoran dengan sistem subsidi silang lebihsesuai untuk kasus status tanah legal, lokasi sangat strategis, pekerjaan penduduk tetapatau berpindah, dan daerah permukiman yang besar.AbstractThis paper aims to get the formulation of effective implementation strategies in therejuvenation of the slums in Jakarta. From the evaluation of the failure of governmentefforts in rejuvenating the slums in Angke, Kemayoran and Pulo Gadung compiled ananalysis of multi-purpose (multi-goal analysis) with a multidimensional approach to theeconomic dimension, social, cultural, technical, and planologis. Analysis results showedthat the rejuvenation of preparedness regarding ghetto of social and institutionalenvironment community, ghetto solution must be based on specific local conditions andparticipatory approach of all stakeholders. Relocation and settlement patterns of theslums with simple flats are rented to residents for more appropriate for cases of illegalland status, lack of strategic location, the work moves people, and small residentialareas. Development patterns simple flats and old residents were given adequate compensationfor a down payment mortgages are more suitable flats to the case of legalland status, lack of strategic location, permanent jobs, and large residential areas. Thepattern for the involvement of the private role of land acquisition and development ofthe slums to neighborhoods, shops, and offices with a cross subsidy system more suitablefor cases of legal land status, location is very strategic, permanent jobs or move,and large residential areas.

Page 1 of 2 | Total Record : 11